Filosofi Kopi Celup

Berawal seri sebuah keprihatinan, Moch. Irham (27) berfikir tentang cara penyajian kopi yang inovatif.  Anak muda ini mendapatkan fakta bahwa kopi di daerahnya termasuk incaran produsen kopi manca negara. Seperti halnya Jepang dan Korea, negara-negara asing selalu meminta kopi dengan kualitas terbaiknya.

Gunung Kelir, adalah tempat budi daya kopi di Ambarawa yang terkenal di Jawa, bahkan namanya telah menasional. Prestasi ini terbukti dengan berhasilnya Gapoktan Tani Kopi Gunung Kelir mendapatkan juara III Nasional untuk Kompetisi Kopi Nasional tahun 2009. Tentu saja prestasi ini semakin menarik produsen kopi manca negara untuk mendapatkannya.

Dibalik incaran produsen manca negara, Irham prihatin bahwa pada kenyataanya petani tetap saja menjual kopi mentahnya kepada pihak perantara. Artinya dari sisi ekonomi petani hanya mendapatkan pesanan secara kuantitas. Sedangakan untuk hasil penjualan kopi, petani tidak mendapatkan harga yang berkualitas.  Selain itu sungguh ironis, bila masyarakat pecinta kopi di Indonesia pada kenyataanya tidak mendapatkan kopi terbaiknya. Karena kopi-kopi terbaiknya justru diekspor ke luar negeri. Lebih memprihatinkan lagi bagi Irham, kopi-kopi itu “pulang” ke Indonesia dengan harga yang selangit. Sungguh tidak adil.

Beranjak dari hal tersebut, Irham tergelitik untuk memberi nilai tambah bagi kopi berkualita ini. Ia yakin bahwa ada peluang untuk menggarap kopi Gunung Kelir di “rumahnya” sendiri. Dengan harapan dapat memberdayakan perekonomian daerah asli kopi ini. Irham juga ingin dirinya sebagai produsen membeli langsung  tanpa perantara, pada petani kopi.

Pada perenungannya, Irham mendapatkan ilham untuk mencari cara mengolah kopi murni untuk dinikmati tanpa pengolahan yang melibatkan bahan-bahan kimia. Ia membidik kekasaran bulir kopi yang telah digiling. Biasanya penikmat kopi sejati, memilih untuk mendapatkan cita rasa kopi murni dengan mengolah biji kopi yang telah disangrai untuk digiling dengan mesin khusus atau ditumbuk secara tradisional. Sari kopi didapatkan dengan memasak kembali bulir-bulir kopi yang telah digiling. Irham mendapati bahwa sari kopi bisa didapatkan secara sempurna justru pada gilingan kopi yang tidak terlalu halus. Sebab dengan penggilingan yang terlalu halus, sari kopi akan tercampur bahkan bisa terminum dengan ampasnya.

Namun demikian penyajian langsung dengan bulir-bulir gilingan kopi yang kasar cukup menggaggu bila tak disaring. Di sinilah awal pemikiran Irham untuk mengemas kopi olahannya dengan kertas filter celup, seperti pada teh. Untuk menjaga hasil yang maksimal, Irham tak mau bermain tanggung, ia memilih kertas filter celup impor berkualitas terbaik dan bersertifikasi.

Sungguh diluar dugaan, rupanya dengan menggunakan kertas filter celup ini justru Irham mendapatkan keuntungan ganda; selain mendapatkan sari kopi yang diinginkan, cara penyajian ini menjadi takaran yang standar. Perlu diketahui bahwa dengan menstandarkan takaran akan menjadikan Kopi Celup Saitama memiliki standar cita rasa yang khas.
Maka praktis, keinginan Irham untuk mendapatkan kopi murni dengan pengolahan “minimalis” tanpa bantuan bahan-bahan kimia terwujud.  Bahkan Irham berani mengklaim bahwa kopi buatanya termasuk produk herbal.

Karena produk ini relatif inovatif, maka edukasi kepada penikmat kopi menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Penikmat kopi yang sudah lazim dengan kopi tubruk atau instan tentu saja perlu mencermati cara penyajian Kopi Celup. Karena kopi ini tanpa bahan pewarna dan perasa, proses penyajian sangat penting untuk mendapatkan cita rasa aslinya. Maka Irham menyarankan penyajian sebagai berikut:

Ambillah kantong Kopi Celup dalam kemasan aluminium foil dan letakkan ke dalam cangkir, lalu tambahkan gula sesuai selera. Siapkan satu sendok teh, sendok ini akan menjadi alat utama pengolahan Kopi Celup dalam cangkir anda. Lalu tuangkan air mendidih (100oC), sebaiknya air mendidih karena dimasak, bukan dari dispenser. Tuangkan dalam cangkir atau gelas 100 s/d 150 ml.

Setelah menuangkan air mendidih,  lakukan penetrasi berulang-ulang kantong Kopi Celup dengan sendok teh. Tekanan pada kantong Kopi Celup akan mengeluarkan sari-sari kopi murni dari kantong. Lakukan hingga apabila anda mengambil air kopi di sendok teh, sudah menghitam dan tampak bulir sangat lembut dari sari kopi. Semakin sering anda menekan kantong kopi semakin terasa cita rasa kemurnian kopinya.  Dan tentu saja untuk mengeksplorasi rasa kopi robusta Gunung Kelir, anda tak perlu mengangkat kantong Kopi Celup dari cangkir atau gelas anda. Proses ini bagi penikmat kopi menjadi pengalaman yang sangat unik.

Keunikan Kopi Celup dari mulai proses mendapatkan, mengolah dan menyajikan kopi menjadi nilai yang kuat bagi Irham untuk membawa Kopi Celup ke kontes Shell LiveWIRE, yaitu sebuah kompetisi wirausahawan muda.  Irham berharap bahwa Indonesia tetap menjadi tuan rumah bagi penikmat kopi, dan tetap menjadi tempat mendapatkan minuman kopi terbaik di dunia.

0 komentar:

Posting Komentar

Kemasan Kopi Celup

Kemasan Kopi Celup

Pesan Disini

Name:
Email Address:
Kopi Pesanan Anda Dus Kecil Rp.6.000 (5 sachet )
Kemasan Karton (40 dus) Rp.240.000
Kemasan Souvenir Rp. 30.000
Alamat Anda
No Handphone

Click here to put a form like this on your site.